Senin, 07 April 2008

ISLAMOPHOBIA

Semakin intensnya negara-negara Barat melakukan penghinaan  terhadap kitab suci Al-Quran dan Nabi Muhammad serta pendiskriminasian aturan kepada kelompok muslim oleh negara Barat menunjukkan bahwa Barat masih mengidentikan aktifitas kelompok Muslim sebagai ancaman keamanan negaranya. Kasus film Fitnah oleh parlemen Belanda, penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW oleh Skh. Norwegia “Jyllands Posten” dan dimunculkan kembali oleh sekelompok mahasiswa dari Universitas Clare College melalui bulletin “Varsity” menunjukkan tidak adanya rasa bersalah tetapi semakin menunjukkan egonya, meskipun masyarakat muslim Internasional mengecam keras tindakan tersebut. Kalangan birokrat di negara Barat bagaimanapun tetap melindungi kebebasan pers dan individu dalam mengeluarkan pendapat yang dinilainya sebagai hak azasi manusia.  Mereka selalu menggunakan UU Kebebasan Beraspirasi sebagai payung untuk melindungi warganya yang melakukan penghinaan terhadap Islam, sebagaimana terlihat dari tidak adanya upaya Belanda, Norwegia dan Inggris untuk menindak pelaku pelecehan tersebut.

Hasil jajak pendapat yang melibatkan 28.000 responden dari 27 negara dalam mencari penyebab bentrokan antara Islam dan Barat yang disponsori oleh BBC World Service dan diterbitkan hasilnya pada 19 Pebruari 2007 menunjukan bahwa  kepentingan politis merupakan pemicu utama ketegangan antara Islam dengan Barat dan bukan masalah perbedaan tentang budaya serta agama. Hasil dari jajak pendapat tersebut mengindikasikan bahwa negara Barat tidak menginginkan semakin berkembangnya kelompok muslim. Isu kegiatan teroris dan Ekstrimisme tetap menjadi stigma bagi negara Barat untuk menekan aktifitas kelompok muslim dalam upaya memarjinalkan kalangan muslim dari pergaulan politik internasional dan untuk membatasi posisi strategis dalam lingkungan birokrat.

Menanggapi sikap negara Barat yang Islamophobia, umat Islam seyogyanya bersikap arif dan tidak melakukan tindakan kekerasan, karena jika umat Islam melakukan kekerasan akan menjadi pembenaran bagi Barat dan dikhawatirkan terjadi benturan peradaban atas dasar kesalahan pemahaman agama. Keberadaan umat Islam di Indonesia yang mayoritas berpaham moderat dapat berperan lebih aktif dalam meningkatkan pemahaman terhadap Islam sehingga dapat mengurangi Islamophobia negara-negara Barat.



Tidak ada komentar: